Pernahkah kamu menghitung berapa tetes air matamu yang dihapus tangan itu? Atau pernahkah kamu menghitung berapa kali kamu memasang muka cemberut di hadapannya? Berapa kali kamu mengatakan “Kamu tidak mengerti saya” ketika dia memberimu saran atau nasehat? Berapa kali juga kamu memusnahkan senyumannya dengan pandangan sinismu yang seolah mengatakan, “Jangan dekati saya, saya marah padamu, kamu menyebalkan”. Berapa kali kamu menelponnya saat kamu sedang dalam kesulitan di tengah malam, padahal kamu tahu dia pasti sudah tidur? Kamu berani menelponnya karena kamu tahu, dia akan selalu siap membantumu.
Kemudian hitunglah, berapa kali dia mengusap rambutmu saat kamu tidur? Kamu mungkin akan menjawab nol, karena dia mengusapmu saat kamu sudah terlelap. Berapa kali dia menyiapkan makanan kesukaanmu? Kamu mungkin akan menjawab sesekali, karena kamu dengan mudahnya mengatakan bahwa kamu ingin makan Mc Donald atau KFC, alih-alih memakan sayur bening yang kamu minta dia masakkan malam sebelumnya, tanpa rasa bersalah sedikitpun. Berapa kali juga dia mendoakan kamu dalam doa-doa bisunya di malam sunyi sejak kamu masih di kandungan? Kamu tidak pernah tahu, karena dia berdoa dalam kesendiriannya, melantunkan sebait doa untuk kamu, setiap hari, sepanjang usiamu. Berapa kali dia bilang “Aku mencintaimu” ? Kamu mungkin akan menjawab tidak pernah, tapi tataplah matanya saat ia mengajakmu berbicara, ada sejuta kata cinta di sana. Cintanya tak terkatakan, tapi mampu kamu rasakan.
Dia selalu ada di sana. Walau ada saat-saat di mana kamu mempertanyakan cintanya. Walau ada saat-saat ketika segala yang kamu lakukan tidak pernah benar di matanya. Walau ada saat ketika segalanya terasa sulit untuk dibicarakan dengannya. Cukuplah percaya, ketika dia memutuskan untuk melahirkan kamu di dunia ini, ada sepercik cinta di sana. Perjuangannya tidaklah mudah, sakitnya tidak seperti digigit semut seperti kata dokter-dokter yang akan mengimunisasi anak balita. Taruhannya bukan uang, namun nyawa yang tak mampu kamu beli dengan uang berapa pun.
Dia selalu mencintai kamu, seperti apapun caranya, percayalah cintanya akan selalu ada buat kamu. Seperti apa pun kamu, dia akan selalu menerimamu. Memelukmu dengan hangat walau kamu sudah berulang kali menyakiti hatinya. Dia memang dipilihkan-Nya untukmu, untuk menjaga dan menyayangi dengan tulus. Dia itu Mama, Mami, Ibu, apapun sebutanmu untuknya, orang yang selalu menempatkan kita secara khusus di hatinya. Love you, Mom...
No comments:
Post a Comment