Seberapa sering manusia berdoa kepada-Nya?
Rangkaian kata semata atau benar-benar berbicara kepada-Nya?
Kalau Tuhan itu sejauh doa dan doa itu serupa sambungan telepon, bisakah manusia berbicara dengan-Nya kalau untuk berdiam dan berdoa saja tidak mampu?
Seberapa sering manusia berkata "Tolong saya, Tuhan" ketika dalam kesulitan
Namun lupa mengucap syukur ketika diliputi sukacita
Manusia berteriak, "Kenapa harus saya, Tuhan?" ketika ditimpa musibah
Tetapi tidak seorang pun yang mengatakan "Kenapa harus saya, Tuhan?" ketika mendapat berkat melimpah.
Bukankah manusia itu cenderung mengeluh daripada bersyukur?
Mengeluh ketika segalanya tidak seperti yang diinginkan
Mengeluh ketika doanya tidak segera dijawab
Akankah seorang atlet menjadi hebat tanpa tempaan latihan yang keras?
Akankah sebuah vas keramik menjadi indah tanpa melalui proses pembuatan yang rumit?
Setiap kesulitan yang dihadapi adalah kesempatan bagi manusia untuk bertumbuh
Masalahnya adalah maukah manusia melihat kesempatan itu dan memanfaatkannya?
Atau justru sibuk menghabiskan waktu untuk terus mengeluhkan hidupnya
Segalanya akan indah pada waktunya
No comments:
Post a Comment